Pages

Saturday, 1 September 2012




selalu wanita menangis
namun airmatanya tertitis entah di mana
dukanya hilang dibawa bayu
tersangkut di ranting usia
pada sepohon tabah yang tak pernah kering



selalu ia ketawa
biarpun bernada nestapa
selalu ia tersenyum
di sela-sela duka menghurung


ahh...
selamanya wanita itu
tak pernah menterjemah segala lirih
selain tersimpan di wajahnya yang jernih


begitulah selalunya wanita itu..
airmata bahasanya..
biarpun terkadang payah untuk memberi makna
apa yang tersirat di simpulan nubarinya


pecah tembok amarah seorang lelaki
dalam mendaki puncak maknawi
bahasa yang diam..
mengirim sejuta pesan...



~ Hijab Kalbuku ~

No comments:

Post a Comment