Pages

Monday 24 September 2012



Ku Tangisi Puisi Yang Hilang


Ku tangisi puisi yang hilang
Di celah gemawan jemu yang bertandang
Cerita apakah lagi yang bisa ku kongsi
Di susunan indahnya bait dan diksi

Puisiku kini sering hilang makna
Seperti hilangnya juga jujur dari jiwa
Mimilin kata manatah rasa
Sekadarnya mengisi lekuk rindu di jiwa mereka

Benarkah aku penyair yang malang?
Menapak didenai sastera dipenuhi lalang walang
Menitip indah aksara dengan hambatan tanya
Bagaimanakah hidup hendak dimakna?

Lecah-lecah iri memercik di kaki
Dalam goyah langkah
Menginjak medan sayembara
Adabnya terkadang terpinggir ke mana

Jenuh aku memikir
Akhir nokhtah musafir sang penyair
Payahnya menungkah arus takdir
Pertahan kubu ikhlas penuh getir

Semoga aku tidak tewas
Teguh berdiri di kota waras

~ Hijab Kalbuku ~

Wednesday 19 September 2012




Tuhan berikanlah aku cinta
untukku penuhi lekuk-lekuk segenap jiwa
agar tidak ada yang lain

mengisi nubariku yang dingin

Tuhan berikanlah aku rindu
penuhi segenap relung-relung sepi kalbu
untukku anyam segenap wanginya
menemani setiap sela-sela sunyi rasa

Tuhan berikanlah aku segala yang perlu
untuk perkuat diriku menujuMu
agar tidak tersapa dek jemu
sebelumku tersungkur di haribaanMu itu



~ Hijab Kalbuku ~

Monday 17 September 2012





aduhai Kekasih
aku tiba lagi biarpun terlewat
musafirku berkalang dugaan
tak tertepiskan

Kekasih
seperti selalu tetaplah Engkau menunggu
aku tersungkur di perdu munajatku
memuja-memujaMu
tenggelam , zauk dalam nikmat cinta

malam-malamku akan luka tanpa rayu damba cintaMu
rinduku menggelitar tanpa arah

duhai Kekasih
terimalah daku sekali ini



~ Hijab Kalbuku ~


Tuesday 11 September 2012




Ku panah rindu dari busur kasihku
Bergegarkah kota ingatanmu padaku
Atau masih dinginkah dikau
Berkubu di mihrab perkasihan 
Melayan rajuk panjangnya ...meratib mimpi

Masihkah ada wajahku antara indahnya
Dan kenari itu masih bernyanyi merdu di jendela memori kita?
Semoga saja, carik-carik itu tercantum
Biarpun aku selalu lemah dalam memujukmu
Kerana
tulus selalu teguh dan kukuh.
Selalu merawat tanpa kata-kata..



~ Hijab Kalbuku ~


Benarkah aku masih
Sebutir kejora penghias jiwa
Masih akukah bintang hati
Yang selalu mengusir lara mimpi
Tawaku masih mencambah riang

Di sela-sela luka nubari disapa walang?

Duhai
Larut aku dalam rindu membelai
Setiap saat teduh sendumu menghambat
Tak pernah menjauhi walau sesaat

Aku
Selalu berada dalam kalbumu
Bersatu dalam nafas kasihmu menderu
Nan penuh seru



~ Hijab Kalbuku ~

Monday 10 September 2012




Tuhan..
ku titipkan dirinya dalam jagaanMu 
kerna ku tau Engkaulah sebaik-sebaik penjaga.. 
ringankanlah penderitaannya, 
tenteramkanlah gusarnya, 
teguhkanlah jiwanya dalam memaknai mehnahMu, 
sungguh, 
aku juga terdera dengan deritanya, 
demi aku sangat menyayanginya.. 

Tuhan.. 
tolonglah jagai dia untukku, 
demi aku tidak berdaya menjaganya 
sebagaimana Engkau menjaganya penuh sempurna..




bagai sapaan syair sang pari-pari... 
nanar aku memakna segala rasa yang hadir.. 
sungguh.. 
aku sebenarnya khuatir tentang diri..
gelisah mentafsir segala hakikat yang tersirat..
antara segala yang ada, 
di manakah diriku berada.. 
ataukah.. 
selamanya tak mungkin bertempat di mana sudut sekalipun..
benarkah..

selangit rinduku tak terungkap.. 
selaut kasihku tak terlafaz, 
kalau saja bisa kau mengerti segala makna tanpa kata, 
cukup untuk mengusir segala wasangka, 
saat ini aku hanya bisa menitip doa, 
semoga kau selalu mengerti dan memahami.. 
dari kejauhan masih tega ku titip pesan, 
tetaplah dikau dalam rasa penuhnya percaya.. 
selamanya tiada dusta..




maafkan diriku..
detik waktu yang berlalu 
telah melebarkan rekahan mesra yang pernah menghiasi perjalanan hidup kita.. 
memori itu sudah mereput di perdu masa 
..sungguh aku tak berdaya, 
jernih dan dingin embun tak mampu lagi menyuburkan pepohon kasih yang kian melayu..
lalu ku hanyutkan kolek memori indah itu ke sungai kenangan.. 
tidak mampu lagi aku berdiri di tepian tanjung..
mengutip segala sisanya.. 
biarkanlah

Sunday 9 September 2012




teduh kasihNya memayungi
saat kalbu garing dipanggang luka
menyeduh seluruh peluh
manik-manik asa yang berserak 
berantakan dan hilang
ku kutip dalam pujuk yang bertandang

dalam teleku ini ku nikmati
nyamannya elusan bayu kasih yang berdesir
menghambat pergi segala khuatir
dalam hikmah yang tak tertafsir

tidak tertampi rindu yang meniti
membenih ghairah tak bertepi
gemuruh dan gempita
memercup sejuta rasa cinta
Dia selalu ada dan aku selalu tak terjumpa
dalam kalut dipancang duniawi
yang kejap membelit diri

sekali ini aku bertamu
mendamba RahmanMu

Thursday 6 September 2012





hidup ini hanya sesingkat sebabak mimpi, 
suka dan duka terhimpun.. 
mengisi detik-detik yang gugur di perdu waktu berlalu, 
bagai deruan angin, 
tidak sempat tergenggam walau setitis.. 
antara rasa kesal dan megah, 
suka dan meratap lara hiba, 
sukar meletakkan diri di ruang yang sepatutnya..
dalam kayu ukur Dia..
jenuh berkayuh hidup di sungai hayat.. 
tanpa tersuluh dengan DianNya, 
siapalah kita di sisiNya..


~ Hijab Kalbuku ~

Saturday 1 September 2012




ku sambut fajar yang tiba
menguak segenap kelam yang menghijab rasa
menghalau pergi resah yang membelit diri
penuh teguh berdiri mendepani hari

di dada langit sebilur pelangi masih sembunyi
namun aku tahu ia ada di situ
dengan wangi kasih yang mengharum kalbu
tak pernah gagal hadir
mendakap dalam pelukan kasih tak tertafsir

lewat malam yang telah pulang
tidak tertampi mimpi-mimpi mendatangi
ku nukilkan dalam diari hati
dalam indah rasa bersisa hingga ke dini

kau tinggalkan aku dengan sebuah pinta
ku kirim lagi sebuah tanda seperti yang kau pinta
tidak akan pernah jauh segenap rindu dan cinta
tidak pernah mungkir segenap pinta bahagia

biarpun tertepu di antara ruang dan masa


~ Hijab Kalbuku ~~



selalu wanita menangis
namun airmatanya tertitis entah di mana
dukanya hilang dibawa bayu
tersangkut di ranting usia
pada sepohon tabah yang tak pernah kering



selalu ia ketawa
biarpun bernada nestapa
selalu ia tersenyum
di sela-sela duka menghurung


ahh...
selamanya wanita itu
tak pernah menterjemah segala lirih
selain tersimpan di wajahnya yang jernih


begitulah selalunya wanita itu..
airmata bahasanya..
biarpun terkadang payah untuk memberi makna
apa yang tersirat di simpulan nubarinya


pecah tembok amarah seorang lelaki
dalam mendaki puncak maknawi
bahasa yang diam..
mengirim sejuta pesan...



~ Hijab Kalbuku ~



turutilah bisik hatimu
tinggalkan saja sebatas mimpi yang pulang pagi
ia hanya sebuah memori tak bererti
tak perlu dikenang walau sedetik
hanya sebuah perca rindu yang tercarik




di hujung perjalanan ini
pasti wajahku telah kau lupai
terhakis oleh ruang dan waktu yang tepu
terkurung dalam hatimu yang membeku


ku tadah rindu dan kasihmu penuhi kolam rasaku,
tak tertiris walaupun setitis,
ada kalanya perlu 'pergi' untuk lebih bererti ketika 'kembali'..
namun segenap rasa yang pernah ada
tidak pernah mungkin hilang dari relung jiwa..



ku sambut segenap rindumu
ku semat kukuh di relung kalbuku
ku titip kembali ingatan tak bertepi
ku iring harapan agar bahagia selalu menyapa
...sungguh
rindu ini tak pernah jauh


~ Hijab Kalbuku ~