Pages

PUISI




dan rindu itu pun luruh dari pepohon masa
menjadi puing diterbangkan angin
melayah pergi bercempera dihambat hiba
tanpa suara..
di langit senja
antara gemawan yang berarak tenang
ku tangkis segenap sapaan walang yang datang
biar berluruhan lagi
mereput di sudut hati
biarlah jiwaku dicambah sepi
biarlah duka menampi ngeri
biarlah
kan ku biar resah ini berlari
tanpa paksi bersyair membawa pergi rawan hati






~ Dalam Teleku Dinihari ~
sepi benar dinihari ini

ku kuak selimut kantuk

dalam basah dipercik wuduk...


menuntun gelisah-gelisah hati.. menunduk


mendamba rahmat dan petunjuk


telahpun ku persilakan segala mimpi-mimpi


pergi membawa bersama semua indah rasa


yang tak bisa ku paksikan di mana-mana



sudut relung jiwa kala Dia mula menyapa



dalam kalam tanpa bicara

tanpa suara

hanya segaris rasa

hanya segaris cinta

dalam Qiam...dalam teleku menyemai rindu

seperti selalu...






~ HIJAB KALBUKU ~
DALAM TELEKU DINIHARI
25/07/2012










MUHASABAH RAMADHAN

Hari raya hari kemenangan
Hari kesyukuran dilimpahi kemuliaan
Di lipatan seni mehnah
Ada maksud murni yang lebih hakiki...

Pada nafsu yang dilentur lapar dahaga
Pada fikiran disinar wahyu dan sabda
Pada hati bersih di solat tarawih
Apakah semuanya telah dimiliki

Puasa mengajar erti ketabahan
Menghadap ujian berlandaskan iman
Puasa perisai yang sangat maknawi
Penyingkap hijab antara hamba dengan Illahi

Puasa sempurna menahan rohani dan rasa
Puasa sederhana menahan indera dan juga anggota
Puasa biasa hanya melawan lapar dan dahaga
Lalu di manakah puasa kita
Adakah masih di tahap lama

Lalu muhasabah di hujung Ramadhan
Sudahkah terbangun jiwa teguh dan kukuh
Atau kolam jiwa masih tercemar keruh
Bersembilu dosa duri angkara

Ketika bertahmid, bertakbir, bertasbih
Terasakah kita hamba Illahi
Yang hanya mampu mengukir tadbir
Sedangkan padaNya segala takdir








SURAT BUAT SEORANG SAHABAT

Assalamualaikum...

Ku nukilkan bicara ini bersama sebuah rasa kasih yang masih bersisa.

Sungguh, aku mengasihimu sebagai sahabatku. Biarpun engkau ku kenali lewat sebuah TRAGEDI yang tak mungkin terlupakan selagi hayat dikandung badan. 


Namun aku telah belajar menerimanya sebagai sebuah suratan yang tidak akan sesekali aku menolaknya. Biar apapun wajah, corak dan warnanya, sungguh telah ku pasrahkan segalanya sebagai sebuah takdir yang mengandungi jalur-jalur hikmah buat ku muhasabahkan sepanjang detik nafas bersisa.


Sayangnya, ku kira segala hutang sudahpun ku lunasi namun masih bersisa secebis terkilan yang kau simpan di sudut rasa. Kiranya secebis rasa terkilan itu telah kau biarkan subur lalu tumbuh memercupkan sepohon dendam pula. Lalu di simpang ini kau dan aku harus memilih haluan masing-masing atas sebab yang aku sendiri tidak mengetahuinya.


Sahabat, aku tetap pasrah dengan apa yang terjadi ini jauh dari menyesalinya. Aku yakin semua ini dalam ilmuNya yang maha benar. Setiap takdirNya jauh dari campurtangan manusia. Aku redha.


Dari kejauhan ini aku tidak pernah membunuh perasaan sayang terhadapmu. Atas namaNya aku pertahankan mahabbah dan ukhwah yang pernah mengikat hati-hati kita. Aku menganggapnya sebuah memori terindah dalam hidup ku ini. Aku yakin kau berbahagia dengan jalan yang kau pilih dan aku berharap agar hidupku juga akan dilimpahi ketenangan.


Dalam sela-sela waktu yang bersisa tidak pernah lupa ku dedikasikan doa-doa harum buatmu agar engkau berbahagia selalu dalam setiap apa yang kau lakukan. Semoga kita sama-sama diselamatkan, dipimpin ke jalan kebenaran dan memperolehi keampunanNya sebelum saatnya kita dipanggil ke sana....amin


Salam kasih sayang selamanya....


Wassalam....








INDAH YANG HILANG

terbata-bata mengungkap kata

yang kehilangan segenap makna
aku mencari indah yang hilang
di antara lirih tuturmu yang walang
bagai mencarik segenap bahagia

yang pernah bermukim di sini
duhai
aku tadah segenap puisi dukamu
yang kau kirim lewat mimpi dinihari
ku mamah setiap bicara
yang bertinta hampa di jiwa
berilah aku isyarat dan tanda
bagaimana harusku tatah
segala resah dan gundah
menjadi siraman nyaman
membelai kalbu kesedihan
sungguh aku tidak berdaya
menjawab segala himpunan tanya
yang kau titip tanpa rupa dan suara
namun sayangku
ku mamah segenap laramu
setitis pun tak tertiris
ku tampi segenap kalut rindumu
memenuhi lekuk kalbuku...
aku pasrah
aku pasrah
aku pasrah










sukarnya mengheret kaki
kejap meniti denai sepi ini
duri-duri hampa yang menusuk telapak
mencarik sisa harapan di hati
di dataran kontang rasa
tertumpah airmata
...
 dari hampa secangkir cinta
antara rindu dan sendu
mengepung di kubu waktu
membelit diri dalam keliru

ku lipat kembali warkah rindumu
ku simpan antara naskah-naskah kiriman yang dulu
sesekali saat di asak ingatan yang berdatangan
aku menatapnya semula dalam senyap
mencari harum perkasihan yang lalu
kalau masih tersisa di pojok rasa
untuk ku hidu menemani mimpi-mimpi
yang enggan pulang didinihari

aku pun kesiangan seperti semalam
melayan hiba berlagu dalam diam








DI BATAS RINDU

langkahku pegun di batas rindu ini
sinar indah pun perlahan-lahan menjauhi
tenggelam di kaki langit hakikat
dalam gelojak pedih aku hanya melihat
...
 
harum semalam pun tidak lagi bersisa
berserak dibawa pergi semilir 
aku tidak bisa menggenggam 
walau secebispun kenangan
tuntas melayah hilang dari ruang
antara rindu dan pilu
aku terkepung diperdu waktu

di batas rindu ini
seraut wajahmu tidak lagi bisa ku ingati
seakan semuanya tak pernah hadir
dibawa pergi bahagia yang mungkir

aku biarkan saja
batas rindu ini usang tanpa bicara
kerana kenangan enggan lagi bercerita
ceritera hati yang telah terluka
reput di kolong masa












No comments:

Post a Comment